Abstrak;
Kota Malang
mempunyai areal baru yaitu kawasan Kampung Warna Warni (KW2) yang sudah
dikenali banyak orang. Tetapi isi dalam KW2 ini masih jauh dari persyaratan
destinasi wisata. Untuk itu perlu dirancang suatu kawasan wisata yang unik dan
menarik, dengan melakukan penelitian tindakan kepada masyarakat yang bersifat
sosiologis. Masyarakat KW2 perlu melakukan gebrakan dari dalam diri mereka
untuk sadar wisata, agar perkembangan dan pelestariannya dapat dijaga secara
konsisten. Untuk itu perlu penelitian tindakan, agar masyarakat KW2 menjadi
lebih aktif, merasa memiliki dan mengayomi.
Pendahuluan
Suatu
destisinasi waisata dan sekaligus sebagai tujuan wisata, perlu dipertimbangkan
berbagai hal, diantaranya adalah permasalahsan sosial masyarakat, masalah
ekonomi yang berkembang, kerukunan warga, kenyamanan pengunjung, dan kepusan si
pengunjung. Sebab kawasan wisata itu ibaratnya adalah sebuah wahana untuk pengkajian
dan penelitian dari berbagai hal.
Bermula dari ide
sekelompok Mahasiswa UMM yang ingin menyelesaikan tugas perkuliahannya, tetapi
dampaknya sangat luas. Informasi tersebut di berbagai situs, dan itu semua
mudah di akses oleh sesiapa saja melalui internet. Alhasil ide itu disambut
oleh masyarakat dengan tangan terbuka.
Barangkali itu
sesederhana itu, beberapa saat yang lalu saya bersama 40 mahasiswa datang untuk
melihat dari dekat tentang Kampung Warna-warni (KW2) dan mahasiswa mendapat
tugas untuk mewawancari masyarakat tentang keberadaan KW2, dan bagaimana
harapannya ke depan. Karena KW2 ini sudah di datangi oleh Walikota Malang Abah
Anton, yang mana beliau memberikan support bahwa KW2 ini adalah salah satu
model kampung wisata.
Perlu ada
gagasan yang berkelanjutan tentang KW2 ini, sebab sementara ini masyarakat
sudah mulai menggeliat dan melihat peluang di sisi ekonomi. Hal ini
diantisipasi karena banyaknya yang datang di kawasan ini. Perlu ada keamanan
dan kenyamanan bagi mereka yang datang. KW2 ini secara geografis berada pada
bantaran sungai Brantas, dan kawasan ini terjal ke bawah sampai di mulut
sungai. Masyarakat sudah mulai membuat warung kecil untuk jual minuman, jual es
warna-warni, ada juga yang menjual kaos souvenir warna-warna. Itu semu belum
cukup untuk mengangkat kawasan KW2 ini menjadi kawasan wisata sebagai model.
Sebab masih banyak permasalahan yang perlu dilakukan oleh Pemkot Malang untuk
ikut memiliki KW2 ini sebagai tujuan wisata.
Gagasan
Ke depan
1.
Apa
yang dilihat
2.
Apa
yang dikerjakan
3.
Apa
yang dibeli
4.
Apa
yang bisa dinikmati
5.
Bagaimana
mereka agar bisa terkesan
6.
Bagaimana
tata laksana dan infra struktur pendukungnya
7.
Bagaimana
keterlibatan masyarakat
Pembahasan
Orang akan
mengunjungi suatu obyek wisata itu berdasarkan informasi dari manusia, ataupun
informasi yang dimuat di koran, majalah, dan internet. Salah satu media sosial
melalui internet dalam bentuk facebook, twiter, sms, email, semuanya merupakan
sarana komunikasi dan informasi yang paling cepat’
Saat mereka
datang ke tempat lokasi yang dapat dinikmati dahulu adalah yang visual (kasat
mata). Apakah yang dilihat itu menarik atau tidak tergantung pada kawasan
wisata yang dilihat saat itu. Kampung Warna-Warni (KW2) itu menarik karna
warna-warni pada rumah-rumah di kawasan bantaran Sungai Brantas, yang notabene
kawasan itu dulu adalah kawasan kumuh. Dengan berbagai warna pastel yang dapat
dinikmati untuk foto dan selfie. Apalagi di latar belakangi oleh rel kereta api
yang setiap saat kereta itu lewat orang-orang dapat menikmati keindahan di saat
kereta muncul sampai kereta itu lewat. Pemandangan itu dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
Dua foto
tersebut adalah lokasi Kampung Warna-Warni Tridi (KW2T) yang secara menyeluruh
belum selesai diberi warna. Namun selintas cukup menarik bila dilihat dari atas
jembatan Kebalen Kota Lama. Sesuatu yang menarik untuk dikaji adalah keberadaan
Jembatan kereta api yang dibangun pada Zaman Penjajahan Belanda itu sampai kini
masih kokoh.
Kampung Warna-warni
(KW2) yang berlokasi disebelah selatan
sungai Brantas pengecatannya sudah selesai duluan, dan justru KW2 ini yang
pertama muncul dan diramaikan orang. Saat kita melihat secara keseluruhan
kawasan ini cukup menarik, akan tetapi bila kita memasuki wilayah itu, masih
belum banyak perihal yang mendukung keberadaan kawasan wisata. Gambar KW2
adalah seperti berikut.
Setelah melihat
dari jauh, kami mencoba untuk turun ke bawah, seperti apa isi dari KW2 ini.
Saat kita masuk sudah ada petugas yang menarik karcis masuk, setiap orang
dikenakan Dua Ribu Rupiah. Tetapi untuk pelajar tidak di tarik, karcis itu
hanya untuk umum dan mahasiswa.
Kondisi dalaman
kawasan ini cukup bersih, karena masyarakat sudah menyadari bahwa kampungnya
akan selalu di datangi oleh pengunjung di setiap saat. Untuk itu kebersihan
lingkungan mulai di jaga, mulai dari areal parkir sampai masuk-masuk ke
dalaman. Ada beberapa masyarakat yang menjual minuman, bahkan ada juga yang
menjual kaos souvenir. Namun itu semua jumlahnya masih sangat terbatas.
Akativitas
masyarakat, termasuk anak-anak, mereka santai saja, dan rupanya tidak banyak
memperdulikan tamu-tamu yang datang, Ada Musholla di lokasi bawah, dan rumah
pak RW dan RT berada di kawasan atas. Sementara ini kami belum melakukan
wawancara mendalam, dan bagaimana kondisi sosial ekonomi warga masyarakatnya.
Sementara para remaja pengangguran sudah mulai ada pekerjaan, yaitu parkir, dan
itu merupakan masukan bagi kawasan ini. Pendayagunaannya untuk apa belum kami
kaji.
Saat kita
memasuki kawasan ini karena suasana panas, dan tidak banyak tanaman pelindung,
jadi suasananya cukup panas. Saat kami mengamati kawasan itu, terpikir gagasan
kedepan yang akan kami rancang, cukup memeberikan inspirasi untuk menulisnya
lebih dahulu. Ada beberapa gambar yang kami ambil di kawasan dalam KW2 ini,
adalah seperti berikut.
Di dalam kawasan
KW2 ini ada pengrajin sepatu bola, yang belum sempat kami ajak ngomong-ngomong,
dan ada penjual minuman dan souvenir yang masih minimalis. Namun mereka sudah
memulainya, tinggal dilakukan suatu pembinaan dan juga dimotivasi agar warga
masyarakat di kawasan KW2 ini betul-betul berpartisipasi aktif.
Saat kami
memasuki kawasan ini dan sudah terasa letih, tidak ada tempat untuk istirahat,
atau sekedar duduk santai menikmati kawasan ini. Karena masyarakatnya belum
diberdayakan maka rasanya kami tidak memasuki kawasan wisata. Belum banyak yang
dapat disuguhkan oleh masyarakat, baik kenyamanan, kenangan, maupun kesan yang
melegakan. Belum ada aktivitas yang mendukung keberadaan KW2 ini.
Gagasan
ke Depan
Dikarenakan kami
adalah seorang yang berkecimpung di dunia seni dan budaya, kami belum ada hal
yang menarik dalam kunjungan itu. Suatu misal tembok yang sudah di cat belum
ada upaya untuk dihias dengan tanaman yang membuat asrinya lingkungan wisata.
Perlu ada upaya-upaya untuk memberikan motivasi agar masyarakat KW2 ini
betul-betul berdaya dan mendapatkan penghasilan yang cukup baik.
Bilamana setiap
gang di jalan-jalan masuk ke kawasan KW2 ini banyak diberi pot tanaman dan
bunga, ditambah dengan payung-payung, akan menjadi lebih menarik. Gagasan ini
dapat digambarkan dalam pengembangan foto melalui Adobe Photoshop, sebagai
berikut .
Foto diatas adalah
salah satu lorong (gang) masuk di kawasan KW2, suasananya cukup manawan, bersih
dan tertata rapi. Namun itu hanya warna-warni tembok yang masih kosong, hanya
ada beberapa pot penambah sedapnya pandangan mata. Itu tak cukup untuk menarik
wisata. Bila kondisi lorong (gang) ini dirancang lebih menarik, maka orang kan
mempunyai persepsi “terpesona” pada suatu kawasan tersebut. Contoh gagasan
kedepan gambar tersebut dikembangkan dengan adobe photoshop, sebagai berikut.
Bila kita bandingkan
dua foto tersebut, terasa bahwa ada kehidupan yang benar banar bermanfaat,
karena masyarakt dapat berdaya, bisa menanam sawi di pot, menanam cabe, menanam
bunga-bunga di kawasan terkecil ini. Lebih menarik lagi, bila di bagian atap
itu ada payung-payung warna-warni, maka orang yang datang pasti kesengsem
(terpesona) sehingga para wisatawan itu akan puas hatinya melihat lingkungan
yang bersih tetapi penuh manfaat. Bila di seluruh sudut ruangan dan selasar
serta lorong dimanfaatkan, maka
keberlangsungan dari kawasan wisata ini tidak hanya dibuat selfie dari luar
saja.
Apalagi bila di
kawasan KW2 ini sudah ada program-program yang lain yang lebih menarik, maka
penghasilan warga akan makin meningkat. Misalnya di kawasan ini diselenggarakan
lomba layang-layang. Lomba tersebut di koordinir, dirancang, dan dicarikan
sponsor untuk hadiahnya, dan peserta yang ikut juga memberi kontribusi, maka
kegiatan ini akan menjadi ivent yang menarik. Apalagi di publikasikan dengan
berbagai media, maka akan didatangi oleh turis-turis manca negara. Seperti
Jember misalnya, karena hanay dengan JFC (Jember Fashion Carnival) Jember makin
semarak di mata dunia. Begitu juga bila KW2 ini dirancang berbagai kegiatan,
maka karcis masuk akan lebih banyak, dan warga masyarakat yang menjual makanan
dan minuman akan semakin laris. Contoh gambar yang diolah dengan adobe
potoshop, adalah seperti berikut.
Kawasan KW2 ini cukup
menarik untuk berbagai kegiatan yang dapat mendatangkan wisata. Misalnya ada
kegiatan festifal permainan tradisional, lomba membaca dengan perpustakaan
Kelurahan, dan lan sebagainya. Pokoknya di dalam kawasan ini boleh di bilang
menarik bilamana ada kegiatan-kegiatan yang menunjangnya. Termasuk dirancang
ada wahana Flying Fox, yang lebih menantang. Hal ini juga akan menarik
masyarakat luas untuk selalu datang ke kawasan KW2 ini. Rancangan untuk Flying
Fox dapat dilihat dari foto berikut ini.
Ada beberapaprasarana
lainnya yng perlu di lengkapi dalam rangka memberikan kenaymanan bagi wisatawan
yang berkunjung ke KW2 ini. Misalnya Payung dan tempat duduk yang nyaman, seperti
berikut .
Penutup
Serangkaian pemikiran
dan gagasan ini perlu di tindaklanjuti dengan penelitian tindakan, agar
pemberdayaan masyarakat itu tumbuh dari minat mereka, dan tidak tergantung pada
proyek yang datang dari Pemerintah Kota Malang. Masyarakat harus di sadarkan,
di beri motivasi untuk berani berkarya, bertindak, dan melaksanakan aktivitas
penunjang KW2 secara mandiri.
Salut, sangat bermanfaat
BalasHapus