Belajar
berkesenian yang didasari oleh pilihan dengan menggunakan hati, biasanya dapat
berjalan baik, dan berkembang sesuai dengan keperluannya. Setiap anak mempunyai
bakat di bidang kesenian. Hanya saja bakat itu dapat tumbuh subur dan
berkembang, atau bakat itu tumbuh kering dan akan layu tak berkembang. Kesemuanya
itu sangat tergantung pada permasalahan yang dihadapi setiap personal dan
upayanya untuk mengatasinya.
Berkarya
seni dan kerajinan itu kesemuanya memerlukan kemampuan skill, dan berkait erat
dengan keindahan. Keindahan adalah rasa yang dipadukan pada pikir, sehingga
orang dapat berbahagia. Sikap menghargai dan mengapresiasi karya orang lain itu
akan menimbulkan kebahagian pada si pengamat dan juga kebahagiaan dari orang
yang berkarya. Mengapresiasi karya orang lain, mempunyai pengaruh terhadap persepsi,
sikap, perilaku, tanggapan sampai kepada menghargai atau menilai.
Pendidikan
seni mempunayi fungsi yang ganda, yang dapat mencerdaskan pemikiran yang dipadi
dengan rasa, sehingga menghasilkan suatu karakteristik mampu berkarya, jujur
dalam berkarya atas kemampuannya, mampu mengurai pada suatu permasalahan dengan
pendekatan humanita, dan sebagainya. Dengan pendidikan seni yang telah
dilaksanakan di sekolah, atau yang berjalan di masyarakat secara non formal,
itu semua akan membentuk karakter produktif.
Batik merupakan media pendidikan yang menarik, karena kita mempunyai batik yang klasik, dan batik baru dalam berbagai bentuk, model, dan juga dalam bentuk fhasion dan karnival. Ini semua sebagai media pewndidikan seni budaya SMART, sehingga kita dapat mengoptimalkan pendidikan seni budaya punya kita sendiri.
Dari
pendidikan dengan memanfaatkan lingkungan alam, budaya, dan masyarakat, sebagai
medianya, akan mendapatkan pengalaman yang sangat bervariasi. Pengalaman untuk
mengenali sesuatu, dapat membedakan sesuatu, dapat menghubungkan sesuatu, dan
akan membentuk sikap kreatif untuk memecahkan permasalahan tertentu.
Pak Guru Seni Budaya SMART
Suatu kisah
pak Guru bercerita, karena ada pepatah yang mengatakan “Pengalaman adalah Guru
yang Utama”. Untuk dapat membeberkan pengalaman itu Pak Guru SMART banyak
melakukan ekplorasi, banyak melakukan kunjungan lapangan, banyak mengamati
kondisi sosial dimasyarakat, dan dengan pengalamannya yang bervariatif itu Pak
Guru SMART dapat menjelaskan materi pembelajaran seni secara gambang dan mudah
dimengerti oleh murid-muridnya yang SANTRI. Pak Guru SMART dengan muka yang
cerita, sambil sesekali tersenyum bercerita tentang seni, memberikan contoh
berkarya seni, melakukan pameran bersama murid-muridnya, dan mengajak murinya
yang SANTRI untuk mengelola suatu pajangan, mengelola terbitan, berderap dengan
waktu untuk berkarya dan terus berkarya. Suatu moto yang indah dan bersemangat.
Suatu saat
Pak Guru SMART mencoba untuk menrangkai musik dengan menggunakan alat perekam
yaitu radio tape recorder, piano,
drum untuk menyusun suatu alunan nada dengan kisaran waktu sepuluh menit.
Dicobanya untuk merangkai nada, merekam, dan menjadikan satu rangkaian
nada-nada sebagai backsound suatu
tarian yang ia ciptakan. Pak Guru SMART mencoba merangkai musik diatonik dan
pentatonik secara bergiliran, dan dengan mengatur tinggi rendahnya nada.
Setelah itu Pak Guru SMART mencoba untuk membuat rancangan dasar gerak tari,
yang diamatinya dari kondisi alam. Seekor Kupu-kupu cantik yang ternbang kesana
kemari untuk mencari bunga dan akan menghisap madunya. Pada saat mencari bunga
di belantara bertemu dengan seekor Kupu-Kupu perempuan yang cantik, yang juga
akan mencari bunga yang indah untuk diserap madunya. Mereka berkata “sama
dong”. Suatu ungkapan kebersamaan, saling memberikan semangat untuk menemukan
bunga yang indah dan banyak madu didalamnya. Koreografi itu disusunya dengan
berbagai coretan tentang gambar Kupu-Kupu, tata gerak tarinya, dan setting
lantai telah dituangkan dalam koreografi itu. Berikutnya Pak Guru SMART mencari
Murid SANTRI yang dijadikan media untuk mengekspresikan tarian yang telah
disusunya. Pada akhir cerita Tarian Kupu-Kupu itu dipentaskan pada Hari
pendidikan di sekolahnya, dan mendapat sambutan yang merih dari para
oarang-orang yang hadir melihatnya.
Tiga model gambar tersebut dapat dijadikan suatu ide atau inspirasi untuk menciptakan tari kupu-kupu, dan juga batik dalam bentuk kupu-kupu, sehingga kreasi itu tak pernah padam. Hal ini dapat dipakai sebagai pengembangan model pendidikan SMARt yang berbasis dari potensi lingkungan, dan dicoba untuk distilirisasi menjadi bentuk tarian dan fashion.
Dalam
penyelenggaraan pendidikan senirupa Pak Guru SMART selalu menyiapkan media
pembelajaran, dan berbagai strategi untuk melakukan kegiatan apresiasi.
Karya-yang yang dikumpulkan oleh siswa kepada Pak Guru SMART, dalam menilai
karya tersebut akan-anak dilibatkan dalam pembentukan apresiatif dan menghargai
karya temannya sendiri. Caranya adalah seperti berikut. Jumlah karya yang
terkumpul ada 50 karya, dan secara acak karya tersebut dipajang di dalam kelas,
dengan mempertimbangkan kondisi ruangan. Jumlah siswa di kelas itu hanya 25
orang, sehingga Pak Guru SMART sangat akrab dengan pemetaan kelas. Pak Guru
SMART menjelasakan bagaimana menilai karya temannya, adalah seperti berikut.
Ada lembar kerja yang disiapkan oleh Pak Guru SMART yang di isi oleh siswa
secara personal. Lembar kerja tersebut berisi penilaian yang berupa tiga
kategori : (a) menyenangi karya dilihatnya karena secara keseuruhan karya
tersebut mempunyai komposisi warna yang baik, dan bentuknya indah; (b) kurang
senang, karena komposisi warnanya tidak bagus, tetapi bentuk gambarnya bagus;
dan (c) tidak senangm karena komposisi wrnanya
tidak bagus, dan bentuk gambar bagus. Setiap anak memilih dua gambar
yang telah ditetapkan oleh Pak Guru SMART, dengan diberi identitas Karyanya
siapa yang dipilih. Pada tahapan kedua siswa diberi kebebasan mana yang dipilih
dan paling bagus menurut siswa salah satu dari 50 gambar tersebut. Setelah
selesai mengisi rubrik (lembaran kegiatan siswa) tersebut diisi, dan
ditabulasikan bersama. Dari 50 sisiwa yang meinlai karya terbaiknya adalah yang
mempunyai nilai terbanyak yang dikumpulkan oleh siswa tersebut. Pada akhirnya
siswa mampu mengapresiasi karya dan menilai karya teman sejawatnya.Dengan
demikian Pak Guru SMART telah melakukan aktiviti yang melibatkan unsur warna,
dan bentuk sebagai kumulasi penilaian terhadap karya berdasarkan apresiasi SISWA SANTRI.
Suatu saat
sekolah akan menyelenggarakan festival tari dari anak-anak untuk anak-anak.
Tari yang dilombakan itu adalah tari kelompok, dan tari yang indah. Artinya ada
gerakan yang disusun secara ritmis, dengan dilakukan secara bersama, ada
komposisi gerak yang bervariasi, dan susunan komposisi lantai yang
berselang-seling. Panitia penyelenggara lomba tersebut anak-anak, dan tim
jurinya adalah para Pak Guru SMART. Tarian tersebut boleh dicipta murni oleh siswa,
dan juga dicipta oleh wali kelasnya masing-masing. Lomba ini sangat
mengagumkan, karena setiap kelas dapat menampilkan tiga kelompok, bahkan ada
yang sampai 4 kelompok. Pak Guru SMART berpikir positif dan menyeletuk “wah
kurang ajar, ternyata anak-anak ini bila diberi peluang ternyata semua kreatif,
bertanggung jawab, dan mampu menghasilkan karya yang unik dan menarik”. Banyak
tari yang digabungkan dengan olah raga permainan yang bersifat ritmis, dan
dengan iringan musik yang sederhana, ternyata mereka mampu memadukan komposisi
gerak dan kompoisi nada yang bersinergi.
Suatu saat
di sekolah Ibu Guru Matematika tak hadir di sekolah karena sedang ada tugas
lain yang tak dapat ditinggalkan. Nah saat itulah Pak Guru SMART mencoba
mengajarkan “persamaan dalam Matematika”. Pak Guru SMART masih ingat pada waktu
di SMA dulu mendapatkan ilmu matematika, ilmu Fiska, Kimia, dan ilmu Ukur
analitik. Nah rupanya pengalaman yang lama itu dicoba untuk diungkap balik, dan
dengan memberikan contoh yang sederhana dengan media seadanya, ternayat
murid-murid mau menerimanya dengan senang hati. Pak Guru SMART menjadi sanang
sekali, dah bahkan murid-murid minta diajar lagi. Pak Guru SMART beseloroh “ah
ogah ah itu bukan kapling saya”.
Dengan
demikian Pak Guru SMART adalah suatu penanda bagi seorang guru yang mampu
melaksanakan tugasnya secara profesional, dengan filsafat SMART (Specific, Meaningful, Aspirational,
relevant, Tangible)yaitu :
1. Spesific,
artinya mendalami apa yang akan diberikan kepada siswa, bagaimana cara
mengajarkannya yang baik, siapa saja yang dilibatkan dalam pembelajaran, dan
apa saja kemanfaatnya bagi siswa dan guru, kapan pembelajaran itu disesuaikan
dengan standar kompetensi yang dipilih, dan dimana pembelajaran itu dilakukan
apa didalam kelas atau di luar kelas. Dalam pelaksanaanya Pak Guru SMART selalu
senyum dengan wajah yang selalu ceria, dan malaksanakan kegiatan pembelajaran
dan pendidikan dengan sepenuh hati.
2. Meaningfull,
Motivational, Measurable, seorang guru harus sadar atas kebermaknaan
materi pembelajaran, mampu memberikan motivasi yang tinggi terhadap siswa
dengan sepenuh hati, cocok dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswanya. Pak
Guru SMART harus mampu melayani dengan senang hati kepada muridnya, amapu
menjelaskan materi dengan sederhana sesuai dengaan kapasitasnya.
3. Attainable,
Aspirational, Action-focus, dalam artian bahwa Pak Guru SMART mampu
memberikan sesuatu yang sesuai dengan kompetensi yang harus diajarkan,
memeberikan aspirasi bahwa apa yang dilakukan dan diberikan kepada siswa itu adalah
amanah, dan bersifat apresiatif. Secara sosiologis memberikan apresiasi kepada
siswa bahwa apa yang dilakukannya itu adalah bagian daripada menjalin hubungan
yang harmonis antar manusia tanpa memilahkan kelompok agama, ras, dan warna
kulitnya. Dapat memberikan pendidikan yang bersifat aspirasi kedepan,
bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa.
4. Relevant,
Realistic, artinya bahwa Pak
Guru SMART dapat memberikan sesuatu yang realistik, berdasarkan materi
pembelajaran yang sederhana, terpilih, dan sesuatu dengan lingkungan yang
terkecil sampai pada lingkungan yang besar. Pemilihan lingkungan kecil itu
mampu memberikan informasi pada keluarganya, mentaati nasihat bapak-ibunya,
mampu mengenali lingkungan di tingkat RT-RW, Kelurahan, Kecamatan sampai kepada
tahu siapa Bupati/Walikota, Gubernur dan Presidenya. Tidak hanya mengenal artis
yang tersohor karena berani buka-bukaan, erotik dan menggugah nafsu yang
hedonis. Justru mengenali Agamanya dengan benar bersama tuntunan dan panutannya
sesuai dengan agama yang dianutnya.
5. Time
oriented, Tangible, artinya Pak Guru SMART mampu menghargai waktu,
kapan ia harus mengajar, apa saja yang diajarkan pada saat itu, bagamna
mengajarkannya, kapan waktu pelaksanaan, dimana tempatnya dan pada saat apa yang
paling sesuai. Semuanya itu adalah pengalaman nyata, dan mampu mengambil
pengalaman sebagai guru yang paling utama. Pengalaman itu boleh didapatkan dari
alam, peristiwa, dan masyarakat.
Dengan demikian Guru Smart adalah guru yang mempu mendidik dan sekaligus
mengajar dengan senang hati, dengan penuh perhatian, selalu memberikan motivasi
kepada murid-muridnya, memberikan gambaran kebermaknaan pembelajaran, mampu
memberikan pengalaman belajar yang mudah dipahami oleh murid-murid. Apa yang
diajarkan relevan dengan tingkat kemampuan muridnya pada tingkatan sekolah, dan
mampu sebagai aspirator untuk merenungkan kehidupannya kedepan.
Muridku SANTRI
Murid itu memang murid, artinya pada saat tertentu murid-murid itu
memerlukan kehadiran Pak Guru SMART, bahkan ia merindukannya. Karena Pak Guru
SMART pandai bercerita yang unik, menarik, dapat memberi motivasi, menjadikan
murid mengerti, dengan dilaksanakan
secara sederhana, murah senyum, dan tidak neko-neko.
Ada cerita, suatu saat murid-murid alumni mengadakan pertemuan reuni,
karena mereka sudah berpisah sekitar 20 tahunan, dan temu kangen antar murid
dan antar murid dan guru. Acaranya santai, ada lomba tanya jawab dengan hadian
yang sederhana, baik untuk murid maupun untuk guru. Lucunya pertanyaan-pertanyaan
itu adalah berkisar pada kejadian-kejadian di saat mereka menjadi Murid SANTRI
semasa mereka masih duduk di sekolah dasar. Merka menyajikan pertanyaan untuk
mengingat kejadian-kejadian lucu dimasa itu. Pwrtemuan itu menjadi segar penuh
tawa, dan tangis ceria.
Pak Guru SMART teringat pada saat murid-murid diajak bersinau wisata ke
Jogya, untuk melihat dan menikmati Borobudur, Prambanan, Pantai Samas, dan
Kaliurang. Murid SANTRI itu sangat menggelikan ada diantara mereka yang
berceloteh, dan disambut tawa ria, tetapi juga ada yang “kentut” yang akhirnya
jadi hujatan. Tetapi itu semua pada suatu koridor sinau wisata, sehingga
selingan-selingan itu selalu saja muncul disaat-saat bercengkerama antara Murid
SANTRI dan Pak Guru SMART. Terakhir sesampainya di saat pulang dan sampai di
kampus itu, rupanya ada seorang anak yang nyelonong, mencium pipi teman
putrinya, dan iapun lari, dan yang dicium marah-marah dengan celometan “kurang
ajar”. Itulah murid-murid yang kadangkala tumbuh yang namanya “cinta monyet”.
Berani melihat, speetinya murid biasa, ternyata diantara mereka sudah ada yang
berpikiran monyet yang suka mencuri pisang.
Murid yang SANTRI adalah murid yang mampu menempatkan dirinya seperti
murid, yang selalu memberi sesuatu.
Filsafat SANTRI ( Salam, Amanat, Nalar, Takwa, Ramah, Ikhtiar).
1.
Salam (Gretting), artinya di sekolah itu
disiapkan dan diharuskan bahwa disetiap saat kita harus memberi salam, dan
menjawabnya salam itu. Salam kepada Pak Guru SMART, memberi salam kepada orang
tuanya, kepada temannya, yang dilaksanakan setiap saat. Salam adalah salah satu
bentuk toleransai dan saling menghargai, karena salam itu adalah “selamat”,
2.
Amanat (mandatory), Apresitif(Appretiation), Amal (Clarity), sebagai murid yang mampu
diberi mandat untuk mengembangkan ilmu, dan mengamalkannya untuk manusia, dan
juga selalu mengingat Tuhan Yang Maha Esa, murid yang mampu mengapresiasi
situasi dan kondisi, mampu menghargai orang lain, dan mengamalkan sebagai amal
ilmiah sebagai ilmu yang amaliah.
3.
Nalar
(Intelegent), Nasehat, Nafkah(Living Allowance), artinya sebagai
murid yang mampu menalar dan menyatukan pemikiran kritis dengan hati. Semua
pelajaran yang diberikan oleh Pak Guru SMART dapat dicernanya dengan mudah, dan
dipikirkan bahwa apa yang diajarkan itu adalah materi yang baik, yang dapat
membekalinya sebagai pengalaman belajar yang bermanfaat. Semua mata pelajaran yang
dibawakan oleh Pak Guru SMART menjadi mudah diterima sevara nalar oleh
murid-murid.
4.
Takwa
(Devotion) , Taubat (to repent), Tafakur (meditation), Takhlik (Creat), Takluk (Surrender), artinya bahwa seorang murid harus mempunyai
iktikat untuk melakukan takwa dan taat kepada Allah, Nabi, dan Al’Quran sebagai
suatu yang perlu dikuatkan imannya, dan selalu bertaubat bila telah melakukan
kesalahan. Diharapkan seorang murid selalu tafakur untuk memikirkan sesuaitu
yang lebih berguna bagi kehidupan di dunia dan di akhirat nanti, ibarat murid
akan hidup seribu tahun lagi dan akan mati besok pagi. Taubat dan tafakur
merupakan sesuatu yang dipersepsi oleh murid dengan benar sampai tkhlik dan tuntas.
Sehingga pengertian tentang kehidupan keagamaan sewaktu di dunia itu terus saja
ditelusuri secara nalar.
5.
Ramah
(frienly), Rancang (plan,design), artinya dalam hidup
di dunia ini harus ramah sesama mahluk Allah, terutama antar manusia (hablumminannas). Sebab kehidupan di
dunia merupakan suatu yang perlu dipikirkan, dirancang bahwa setelah lulus dari
satuan sekolah kepada sekolah yang lebih tinggi, seorang murid memerlukan
perancangan kedepan. Ia harus mempunyai cita-cita yang luhur, atau mempunyai
impian yang hebat dan harus ditekuninya.
6.
Ikhtiar
(effort),Iman (belief), Iktikad(intention)
artinya seorang murid yang santri harus mempunyai keimanan yang tebal, dan
penuh upaya dan ikhtiar terus menerus. Ibarat hidup ini untuk bekarya dan terus
berkarya. Berkarya adalah sebagai wujud dari ketebalan iman sebagai iktikat
yang selalu diperuntukan kepada Allah .
Dengan demikian Muridku SANTRI mempunyai suatu pandangan yang luas,
adalah seseorang yang satuhu kepada orang tua dan agama, yang selalu mendirikan
sholat sebagai syarat keimanan, dan selalu emmberi salam kepada sesama di mana
saja dan kapan saja, mempunyai simpati dan apresiasi kepada teman sejawatnya,
lingkungan keluarga dan masyarakatnya. Muridku SANTRI adalah wujud manusia
berbudaya yang selalu ingat kepada Allah, dan mengamalkan semua yang di
syariatkan, dan meninggalkan semua hal yang dilarang.
Penutup
Muridku
SANTRI dan Guruku SMART adalah suatu idola dalam pendidikan seni dan pendidikan
yang lainnya yang dapat dilewatkan seni (education
trought arts), adalah suatu model pendidikan yang terintegrasi dari berbagai
ilmu yang terkait satu dengan lainnya. Bila kita dan murid kita dapat
bersepadu, dan mempunyai suatu integriti yang baik, maka pendidikan karakter
mempunyai arahan kepada pendidikan seni sapu jagad (Robbana fidunia khasanah wa filakhirati khasanah waqinna adabbanaar).
Semoga pemikiran ini dapat mengilhami guru-guru dan murid-murid di Indonesia
yang mendukung negara kesatuan, yang sadara kan kebersamaan dan tidak tawuran.
Berkarya seni sebagai wujud iman kita kepada Allah yang Maha Esa, sepeti yang
diamanatkan oleh undang-undang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar