Sekolah Unggulan
adalah sekolah yang dibangun berdasarkan
tujuan pendidikan yang unggul, yaitu keunggulan kurikulum, keunggulan
sarana dan prasarana, keunggulan sistem
pebelajaran, keunggulan SDM, keunggulan pengelolaan dan leadership. Sehingga
lulusannya adalah memenuhi sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu
menghasilkan SDM yang beriman, bertaqwa, cerdas, berbakti kepada orang tua, dan
bertanggungjawab. Beberapa sekolah unggulan di Indonesia mempertimbangkan
proses pendidikan dan pembelajaran secara terintegrasi, dengan memanfaatkan
fasilitas yang tersedia secara optimal. Sekolah unggul ini selalu menampilkan
inovasi sesuai dengan kebutuhan dan berkelanjutan, sehingga para guru dan murid
terus dipacu untuk melakukan berbagai penelitian, sehingga murid banyak belajar
dari lingkungan. Lingkungan belajar yang kondusif selalu dengan pengelolaan
yang profesional, adanya komitmen dari berbagai stake holders pendidikan yang
ada, sehingga melahirkan budaya mutu yang tumbuh dari bawah.
Ada beberapa
pendapat dari orang-orang berpengalaman bahwa sekolah unggul itu selalu
mewadahi murid-murid yang mempunyai keunggulan, yang pada umumnya disebut
sebagai orang yang berbakat. Anak-anak yang berbakat ini boleh di bilan “autis”
karena ia mempunyai kelebihan akademik, atau non akademik, sehingga orang yang
berpikiran “normal” menganggapnya anak autis itu tidak normal. Untuk itulah
diperlukan suatu pemikiran tentang sarana dan prasarana sekolah yang memenuhi
semua murid yang berbakat.Untuk melayani kebutuhan anak berbakat perlu
diusahakan pendidikan yang berdiferensiasi yaitu yang memberikan pengalaman
pendidikan dengan disesuaikan minat, bakat dan kemampuan intelektual siswa
(Word dalam Munandar,1990:141). Keberbakatan tidak akan muncul apabila kegiatan
pembelajaran terlalu mudah dan tidak mengandung tantangan bagi anak berbakat
sehingga kemampuan mereka yang unggul tidak akan tampil.
Pengembangan
kurikulum berdiferensiasi terutama menunjuk suatu kebutuhan berkenaan dengan
tumbuh kembangnya kreativitas seseorang. Berbeda dengan kurikulum reguler yang
berlaku bagi semua siswa, kurikulum berdiferensiasi bertujuan untuk menampung
pendidikan berbagai kelompok belajar, termasuk kelompok siswa berbakat. Melalui
program khusus, siswa berbakat akan memperoleh pengayaan (enrichment) dari
materi pelajaran, proses belajar, dan produk belajar. Isi pelajaran yang
menunjuk pada konsep dan proses kognitif tingkat tinggi, strategi tingkat
instruksional yang akomodatif dengan gaya belajar anak berbakat, dan rencana
yang memfasilitasi kinerja siswa.
Membangun
image Masyarakat
Masyarakat pada
umumnya adalah mencarikan sekolah untuk anaknya adalah sekolah baik dan unggul
bagi orang tua yang mampu. Sebetulnya warga masyarakat lainnya juga
berkeinginan bila anaknya dapat bersekolah di sekolah unggulan. Untuk itu
diperlukan suatu pemikiran pembiayaan sekolah yang bersifat subsidi silang,
sehingga sekolah unggulan itu tidak hanya dimiliki bagi masyarakat kelas
tertentu, tetapi semua lapisan masyarakat boleh mengikutinya. Untuk itulah
diperlukan suatu sarana dan prasarana berdasarkan kebutuhan akademik. Pada
umumnya masyarakat menilai sekolah unggulan itu adalah sekolah yang mahal, atau
sekolah hanya untuk orang yang berduat saja. Sebetulnya pemikiran yang demikian
itu salah.
Sekolah unggul
memerlukan prasarana yang dapat menampung berbagai aktivitas murid dengan
keunggulan bakat dan kreativitasnya, juga dapat sarana penunjang pembelajaran
yang inovatif. Pembelajaran yang inovatif itu bukan harus prasarana yang mahal,
tetapi prsarana yang dibuat dan melibatkan aktivitas siswa secara optimal.
Untuk dapat
membangun image masyarakat tentang sekolah unggul, adalah sekolah yang mampu
memberikan yang terbaik untuk semua murid dengan berbagai model dan kapasitas
bakatnya. Bagi murid-murid yang mempunyai mempunyai kamampuan akademik yang
lebih perlu diberi pengayaan, sedangkan bagi murid-murid yang kemampuan
akademik rendah selalu diberi bimbingan dan layanan khusus. Image masyarakat pada umumnya yang kurang
mampu, mereka tidak dapat mengimbangi kapasitas akademiknya bila dibandingkan
dari kelompok yang mampu material. Sebab yang kasat mata atau yang visual itu
pada umumnya bersifat glamor, dan mempengaruhi kepada mereka yang secara
material kurang mampu. Untuk itu perlu penangan khusus bagi mereka yang kurang
mampu itu dengan bimbingan mental sebelumnya, dan mereka perlu diberi motivasi
yang lebih.
Sekolah unggul
perlu ada visi dan misi yang dembannya, sehingga tujuan yang ingin dicapainya
sesuai dengan sasaran yang tepat. Dapat digambarkan sebagai contoh untuk
membangun sekolah unggul dengan visi dan misi sebagai berikut .
Gambar di
unduh dari internet secara bebas,
28 Okt
2016
Salah satu model
Visi dari Sekolah Unggul, yaitu Mencetak Generasi Unggul di masa depan, yaitu
generasi yang lebih baik dari sekarang, yang dalam misinya dapat di jabarkan
sebagai berikut : 1) membangun daya ingat yang kuat; 2) Membangun budaya
positif; 3) Mengenalkan lingkungan; 4) menanamkan nilai-nilai normatif; 5)
Memngembangkan paradigma anak; 6) membangkitkan imajinasi anak; 7) Mencerdaskan
anak bangsa; 8) Menanamkan kesadaran berbangsa; 9) Menumbuhkan kepribadian
prima; 10) membangun kesadaran integrated; 11) Toleransi Global.
Untuk
menjabarkan misi tersebut setiap anak mungkin menjangkau keseluruhan dari misi
tersebut. Akan tetapi perencanaan itu perlu dikembangkan secara optimal, dan di
dalam satu satuan pendidikan (sekolah) dibangun suatu komitmen yang kuat untuk
menjabarkan itu semua. Untuk itu di dalam manajemen sekolah harus selalu
mengadakan rapat setiap mingguan, untuk memantau kemajuan yang dicapai,
permasalahan yang ada, dan upaya-upaya untuk pemecahan masalah secara
manusiawi.
Sarana
dan Prasarana Sekolah Unggulan
Untuk memikirkan
sarana dan prasarana untuk pendidikan dan pembelajaran, diperlukan prangkat
pemikiran secara akademik tentang kebutuhan pendidikan dan pembelajaran yang
harus dipenuhi. Prasarana adalah seperangkat keperluan dasar untuk
menyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran, seperti lahan yang sesuai,
ruangan belajar yang cukup, dan dilengkapi sarana proses pembejaran yang
menunjang.
|
|
Gambar di
unduh dari internet secara bebas,
28 Okt
2016
Untuk menampung bakat
dan kreativitas anak secara personal itu diperlukan sarana dan prasarana yang memadai,
dengan berbagai pertimbangan, Prof Dr Yusufhadimiarso, memeberikan catatannya, diantaranya
adalah seperti berikut ini.
1. Sarana
dan prasarana sekolah adalah salah satu komponen dalam sistem sekolah. Oleh
karena itu keberadaannya harus selaras dengan komponen yang lain, dan
ditentukan berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan di sekolah.
2. Tidak ada
satupun model yang memenuhi syarat untuk semua macam fungsi dan tujuan
pendidikan. Sekolah Menengah Olahraga
Ragunan misalnya berfungsi dan bertujuan
untuk melahirkan
olahragawan yang unggul (aspek kinestetik). Pesantren Modern
Gontor
berfungsi dan bertujuan untuk melahirkan keunggulan dalam aspek spiritual
dan sosial.
Ke duanya memerlukan sarana & prasarana yang berbeda.
3. Menurut
teori multi inteligensi oleh Gardner, ada 10 jenis inteligensi yang ada pada
manusia, yaitu : bahasa,
logikal-matematikal (akademik), musikal, kinestetik, spasial,
interpersonal, intrapersonal (sosial),
natural, spritual, dan eksistensial.
4.
Keunggulan dalam aspek tertentu harus dilandaskan pada basis (kemampuan dasar)
yang sama dan perlu ditunjang oleh aspek
inteligensi lain yang dianggap perlu. Sarana
dan prasarana perlu dikembangkan sesuai
dengan pengembangan aspek kemampuan
yang diinginkan.
5. Diperlukan
suatu sitem yang memadai dalam mengelola SDM, SDA dan SDS pada satuan sekolah yang
ditunjang oleh keberadaan sarana dan prasarana yang lengkap.
Berbagai pemikiran
Prof Dr Yusufhadimiarso tentang sarana dan prasarana sekolah untuk mencapai sekolah
yang berkualitas dan unggul, perlu dipikirkan secara cermat, aar apa yang dirancang
itu betul-betul memenuhi persyaratan dan ketentuan yang telah ditetapkan. Beberapa
hasil pemikiran tersebut adalah sebagai berikut.
1. Untuk
dapat merancang kebutuhan sarana dan prasarana sebagai salah satu komponen
dalam sistem sekolah, perlu dijabarkan telebih dahulu visi, misi, sasaran,
fungsi dan tujuan pendidikan sekolah tersebut .
2. Pengadaan
sarana dan prasarana merupakan konsekuensi dari rumusan fungsi dan tujuan
pendidikan (aspek mana yang utamanya mau dikembangkan dsb.)
3. Satu
macam model tidak mungkin meliputi segala macam keperluan untuk pengembangan
potensi optimal setiap anak-didik. Kondisi lingkungan dan karakteristik
anak-didik perlu dipertimbangkan dalam mengembangkan model.
4. Usaha
untuk mengembangkan pedoman pengadaan sarana dan prasarana secara rinci tidak
mungkin hanya dilaksanakan dari belakang meja. Diperlukan kegiatan pengkajian
lapangan, studi banding, serta dilakukan pembahasan secara konseptual dan
operasional dengan berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders).
5.
Spesifikasi teknis untuk masing-masing sarana dan prasarana perlu dipersiapkan
secara terperinci sesuai keperluan dan kualitasnya. Pengalaman selama ini
pengadaan sarana dan prasarana banyak yang mubazir karena berorientasi pada harga
yang murah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar