Selasa, 04 Oktober 2016

GURU SENI BUDAYA YANG SMART DAN MURIDNYA YANG SANTRI



Belajar berkesenian yang didasari oleh pilihan dengan menggunakan hati, biasanya dapat berjalan baik, dan berkembang sesuai dengan keperluannya. Setiap anak mempunyai bakat di bidang kesenian. Hanya saja bakat itu dapat tumbuh subur dan berkembang, atau bakat itu tumbuh kering dan akan layu tak berkembang. Kesemuanya itu sangat tergantung pada permasalahan yang dihadapi setiap personal dan upayanya untuk mengatasinya.
Berkarya seni dan kerajinan itu kesemuanya memerlukan kemampuan skill, dan berkait erat dengan keindahan. Keindahan adalah rasa yang dipadukan pada pikir, sehingga orang dapat berbahagia. Sikap menghargai dan mengapresiasi karya orang lain itu akan menimbulkan kebahagian pada si pengamat dan juga kebahagiaan dari orang yang berkarya. Mengapresiasi karya orang lain, mempunyai pengaruh terhadap persepsi, sikap, perilaku, tanggapan sampai kepada menghargai atau menilai.
Pendidikan seni mempunayi fungsi yang ganda, yang dapat mencerdaskan pemikiran yang dipadi dengan rasa, sehingga menghasilkan suatu karakteristik mampu berkarya, jujur dalam berkarya atas kemampuannya, mampu mengurai pada suatu permasalahan dengan pendekatan humanita, dan sebagainya. Dengan pendidikan seni yang telah dilaksanakan di sekolah, atau yang berjalan di masyarakat secara non formal, itu semua akan membentuk karakter produktif.




 Batik merupakan media pendidikan yang menarik, karena kita mempunyai batik yang klasik, dan batik baru dalam berbagai bentuk, model, dan juga dalam bentuk fhasion dan karnival. Ini semua sebagai media pewndidikan seni budaya SMART, sehingga kita dapat mengoptimalkan pendidikan seni budaya punya kita sendiri.
Dari pendidikan dengan memanfaatkan lingkungan alam, budaya, dan masyarakat, sebagai medianya, akan mendapatkan pengalaman yang sangat bervariasi. Pengalaman untuk mengenali sesuatu, dapat membedakan sesuatu, dapat menghubungkan sesuatu, dan akan membentuk sikap kreatif untuk memecahkan permasalahan tertentu.


Pak Guru Seni Budaya SMART
 
Suatu kisah pak Guru bercerita, karena ada pepatah yang mengatakan “Pengalaman adalah Guru yang Utama”. Untuk dapat membeberkan pengalaman itu Pak Guru SMART banyak melakukan ekplorasi, banyak melakukan kunjungan lapangan, banyak mengamati kondisi sosial dimasyarakat, dan dengan pengalamannya yang bervariatif itu Pak Guru SMART dapat menjelaskan materi pembelajaran seni secara gambang dan mudah dimengerti oleh murid-muridnya yang SANTRI. Pak Guru SMART dengan muka yang cerita, sambil sesekali tersenyum bercerita tentang seni, memberikan contoh berkarya seni, melakukan pameran bersama murid-muridnya, dan mengajak murinya yang SANTRI untuk mengelola suatu pajangan, mengelola terbitan, berderap dengan waktu untuk berkarya dan terus berkarya. Suatu moto yang indah dan bersemangat.
Suatu saat Pak Guru SMART mencoba untuk menrangkai musik dengan menggunakan alat perekam yaitu radio tape recorder, piano, drum untuk menyusun suatu alunan nada dengan kisaran waktu sepuluh menit. Dicobanya untuk merangkai nada, merekam, dan menjadikan satu rangkaian nada-nada sebagai backsound suatu tarian yang ia ciptakan. Pak Guru SMART mencoba merangkai musik diatonik dan pentatonik secara bergiliran, dan dengan mengatur tinggi rendahnya nada. Setelah itu Pak Guru SMART mencoba untuk membuat rancangan dasar gerak tari, yang diamatinya dari kondisi alam. Seekor Kupu-kupu cantik yang ternbang kesana kemari untuk mencari bunga dan akan menghisap madunya. Pada saat mencari bunga di belantara bertemu dengan seekor Kupu-Kupu perempuan yang cantik, yang juga akan mencari bunga yang indah untuk diserap madunya. Mereka berkata “sama dong”. Suatu ungkapan kebersamaan, saling memberikan semangat untuk menemukan bunga yang indah dan banyak madu didalamnya. Koreografi itu disusunya dengan berbagai coretan tentang gambar Kupu-Kupu, tata gerak tarinya, dan setting lantai telah dituangkan dalam koreografi itu. Berikutnya Pak Guru SMART mencari Murid SANTRI yang dijadikan media untuk mengekspresikan tarian yang telah disusunya. Pada akhir cerita Tarian Kupu-Kupu itu dipentaskan pada Hari pendidikan di sekolahnya, dan mendapat sambutan yang merih dari para oarang-orang yang hadir melihatnya.




 Tiga model gambar tersebut dapat dijadikan suatu ide atau inspirasi untuk menciptakan tari kupu-kupu, dan juga batik dalam bentuk kupu-kupu, sehingga kreasi itu tak pernah padam. Hal ini dapat dipakai sebagai pengembangan model pendidikan SMARt yang berbasis dari potensi lingkungan, dan dicoba untuk distilirisasi menjadi bentuk tarian dan fashion.
Dalam penyelenggaraan pendidikan senirupa Pak Guru SMART selalu menyiapkan media pembelajaran, dan berbagai strategi untuk melakukan kegiatan apresiasi. Karya-yang yang dikumpulkan oleh siswa kepada Pak Guru SMART, dalam menilai karya tersebut akan-anak dilibatkan dalam pembentukan apresiatif dan menghargai karya temannya sendiri. Caranya adalah seperti berikut. Jumlah karya yang terkumpul ada 50 karya, dan secara acak karya tersebut dipajang di dalam kelas, dengan mempertimbangkan kondisi ruangan. Jumlah siswa di kelas itu hanya 25 orang, sehingga Pak Guru SMART sangat akrab dengan pemetaan kelas. Pak Guru SMART menjelasakan bagaimana menilai karya temannya, adalah seperti berikut. Ada lembar kerja yang disiapkan oleh Pak Guru SMART yang di isi oleh siswa secara personal. Lembar kerja tersebut berisi penilaian yang berupa tiga kategori : (a) menyenangi karya dilihatnya karena secara keseuruhan karya tersebut mempunyai komposisi warna yang baik, dan bentuknya indah; (b) kurang senang, karena komposisi warnanya tidak bagus, tetapi bentuk gambarnya bagus; dan (c) tidak senangm karena komposisi wrnanya  tidak bagus, dan bentuk gambar bagus. Setiap anak memilih dua gambar yang telah ditetapkan oleh Pak Guru SMART, dengan diberi identitas Karyanya siapa yang dipilih. Pada tahapan kedua siswa diberi kebebasan mana yang dipilih dan paling bagus menurut siswa salah satu dari 50 gambar tersebut. Setelah selesai mengisi rubrik (lembaran kegiatan siswa) tersebut diisi, dan ditabulasikan bersama. Dari 50 sisiwa yang meinlai karya terbaiknya adalah yang mempunyai nilai terbanyak yang dikumpulkan oleh siswa tersebut. Pada akhirnya siswa mampu mengapresiasi karya dan menilai karya teman sejawatnya.Dengan demikian Pak Guru SMART telah melakukan aktiviti yang melibatkan unsur warna, dan bentuk sebagai kumulasi penilaian terhadap karya berdasarkan  apresiasi SISWA SANTRI.
Suatu saat sekolah akan menyelenggarakan festival tari dari anak-anak untuk anak-anak. Tari yang dilombakan itu adalah tari kelompok, dan tari yang indah. Artinya ada gerakan yang disusun secara ritmis, dengan dilakukan secara bersama, ada komposisi gerak yang bervariasi, dan susunan komposisi lantai yang berselang-seling. Panitia penyelenggara lomba tersebut anak-anak, dan tim jurinya adalah para Pak Guru SMART. Tarian tersebut boleh dicipta murni oleh siswa, dan juga dicipta oleh wali kelasnya masing-masing. Lomba ini sangat mengagumkan, karena setiap kelas dapat menampilkan tiga kelompok, bahkan ada yang sampai 4 kelompok. Pak Guru SMART berpikir positif dan menyeletuk “wah kurang ajar, ternyata anak-anak ini bila diberi peluang ternyata semua kreatif, bertanggung jawab, dan mampu menghasilkan karya yang unik dan menarik”. Banyak tari yang digabungkan dengan olah raga permainan yang bersifat ritmis, dan dengan iringan musik yang sederhana, ternyata mereka mampu memadukan komposisi gerak dan kompoisi nada yang bersinergi.
Suatu saat di sekolah Ibu Guru Matematika tak hadir di sekolah karena sedang ada tugas lain yang tak dapat ditinggalkan. Nah saat itulah Pak Guru SMART mencoba mengajarkan “persamaan dalam Matematika”. Pak Guru SMART masih ingat pada waktu di SMA dulu mendapatkan ilmu matematika, ilmu Fiska, Kimia, dan ilmu Ukur analitik. Nah rupanya pengalaman yang lama itu dicoba untuk diungkap balik, dan dengan memberikan contoh yang sederhana dengan media seadanya, ternayat murid-murid mau menerimanya dengan senang hati. Pak Guru SMART menjadi sanang sekali, dah bahkan murid-murid minta diajar lagi. Pak Guru SMART beseloroh “ah ogah ah itu bukan kapling saya”.
Dengan demikian Pak Guru SMART adalah suatu penanda bagi seorang guru yang mampu melaksanakan tugasnya secara profesional, dengan filsafat SMART (Specific, Meaningful, Aspirational, relevant, Tangible)yaitu :
1.       Spesific, artinya mendalami apa yang akan diberikan kepada siswa, bagaimana cara mengajarkannya yang baik, siapa saja yang dilibatkan dalam pembelajaran, dan apa saja kemanfaatnya bagi siswa dan guru, kapan pembelajaran itu disesuaikan dengan standar kompetensi yang dipilih, dan dimana pembelajaran itu dilakukan apa didalam kelas atau di luar kelas. Dalam pelaksanaanya Pak Guru SMART selalu senyum dengan wajah yang selalu ceria, dan malaksanakan kegiatan pembelajaran dan pendidikan dengan sepenuh hati.
2.       Meaningfull, Motivational, Measurable, seorang guru harus sadar atas kebermaknaan materi pembelajaran, mampu memberikan motivasi yang tinggi terhadap siswa dengan sepenuh hati, cocok dan sesuai dengan tingkat perkembangan siswanya. Pak Guru SMART harus mampu melayani dengan senang hati kepada muridnya, amapu menjelaskan materi dengan sederhana sesuai dengaan kapasitasnya.
3.       Attainable, Aspirational, Action-focus, dalam artian bahwa Pak Guru SMART mampu memberikan sesuatu yang sesuai dengan kompetensi yang harus diajarkan, memeberikan aspirasi bahwa apa yang dilakukan dan diberikan kepada siswa itu adalah amanah, dan bersifat apresiatif. Secara sosiologis memberikan apresiasi kepada siswa bahwa apa yang dilakukannya itu adalah bagian daripada menjalin hubungan yang harmonis antar manusia tanpa memilahkan kelompok agama, ras, dan warna kulitnya. Dapat memberikan pendidikan yang bersifat aspirasi kedepan, bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa.
4.       Relevant, Realistic,  artinya bahwa Pak Guru SMART dapat memberikan sesuatu yang realistik, berdasarkan materi pembelajaran yang sederhana, terpilih, dan sesuatu dengan lingkungan yang terkecil sampai pada lingkungan yang besar. Pemilihan lingkungan kecil itu mampu memberikan informasi pada keluarganya, mentaati nasihat bapak-ibunya, mampu mengenali lingkungan di tingkat RT-RW, Kelurahan, Kecamatan sampai kepada tahu siapa Bupati/Walikota, Gubernur dan Presidenya. Tidak hanya mengenal artis yang tersohor karena berani buka-bukaan, erotik dan menggugah nafsu yang hedonis. Justru mengenali Agamanya dengan benar bersama tuntunan dan panutannya sesuai dengan agama yang dianutnya.
5.       Time oriented, Tangible, artinya Pak Guru SMART mampu menghargai waktu, kapan ia harus mengajar, apa saja yang diajarkan pada saat itu, bagamna mengajarkannya, kapan waktu pelaksanaan, dimana tempatnya dan pada saat apa yang paling sesuai. Semuanya itu adalah pengalaman nyata, dan mampu mengambil pengalaman sebagai guru yang paling utama. Pengalaman itu boleh didapatkan dari alam, peristiwa, dan masyarakat.
Dengan demikian Guru Smart adalah guru yang mempu mendidik dan sekaligus mengajar dengan senang hati, dengan penuh perhatian, selalu memberikan motivasi kepada murid-muridnya, memberikan gambaran kebermaknaan pembelajaran, mampu memberikan pengalaman belajar yang mudah dipahami oleh murid-murid. Apa yang diajarkan relevan dengan tingkat kemampuan muridnya pada tingkatan sekolah, dan mampu sebagai aspirator untuk merenungkan kehidupannya kedepan.


Muridku SANTRI

Murid itu memang murid, artinya pada saat tertentu murid-murid itu memerlukan kehadiran Pak Guru SMART, bahkan ia merindukannya. Karena Pak Guru SMART pandai bercerita yang unik, menarik, dapat memberi motivasi, menjadikan murid mengerti,  dengan dilaksanakan secara sederhana, murah senyum, dan tidak neko-neko.
Ada cerita, suatu saat murid-murid alumni mengadakan pertemuan reuni, karena mereka sudah berpisah sekitar 20 tahunan, dan temu kangen antar murid dan antar murid dan guru. Acaranya santai, ada lomba tanya jawab dengan hadian yang sederhana, baik untuk murid maupun untuk guru. Lucunya pertanyaan-pertanyaan itu adalah berkisar pada kejadian-kejadian di saat mereka menjadi Murid SANTRI semasa mereka masih duduk di sekolah dasar. Merka menyajikan pertanyaan untuk mengingat kejadian-kejadian lucu dimasa itu. Pwrtemuan itu menjadi segar penuh tawa, dan tangis ceria.
Pak Guru SMART teringat pada saat murid-murid diajak bersinau wisata ke Jogya, untuk melihat dan menikmati Borobudur, Prambanan, Pantai Samas, dan Kaliurang. Murid SANTRI itu sangat menggelikan ada diantara mereka yang berceloteh, dan disambut tawa ria, tetapi juga ada yang “kentut” yang akhirnya jadi hujatan. Tetapi itu semua pada suatu koridor sinau wisata, sehingga selingan-selingan itu selalu saja muncul disaat-saat bercengkerama antara Murid SANTRI dan Pak Guru SMART. Terakhir sesampainya di saat pulang dan sampai di kampus itu, rupanya ada seorang anak yang nyelonong, mencium pipi teman putrinya, dan iapun lari, dan yang dicium marah-marah dengan celometan “kurang ajar”. Itulah murid-murid yang kadangkala tumbuh yang namanya “cinta monyet”. Berani melihat, speetinya murid biasa, ternyata diantara mereka sudah ada yang berpikiran monyet yang suka mencuri pisang.
Murid yang SANTRI adalah murid yang mampu menempatkan dirinya seperti murid, yang selalu memberi  sesuatu. Filsafat SANTRI ( Salam, Amanat, Nalar, Takwa, Ramah, Ikhtiar).
1.       Salam (Gretting), artinya di sekolah itu disiapkan dan diharuskan bahwa disetiap saat kita harus memberi salam, dan menjawabnya salam itu. Salam kepada Pak Guru SMART, memberi salam kepada orang tuanya, kepada temannya, yang dilaksanakan setiap saat. Salam adalah salah satu bentuk toleransai dan saling menghargai, karena salam itu adalah “selamat”,
2.       Amanat (mandatory), Apresitif(Appretiation), Amal (Clarity), sebagai murid yang mampu diberi mandat untuk mengembangkan ilmu, dan mengamalkannya untuk manusia, dan juga selalu mengingat Tuhan Yang Maha Esa, murid yang mampu mengapresiasi situasi dan kondisi, mampu menghargai orang lain, dan mengamalkan sebagai amal ilmiah sebagai ilmu yang amaliah.
3.       Nalar (Intelegent), Nasehat, Nafkah(Living Allowance), artinya sebagai murid yang mampu menalar dan menyatukan pemikiran kritis dengan hati. Semua pelajaran yang diberikan oleh Pak Guru SMART dapat dicernanya dengan mudah, dan dipikirkan bahwa apa yang diajarkan itu adalah materi yang baik, yang dapat membekalinya sebagai pengalaman belajar yang bermanfaat. Semua mata pelajaran yang dibawakan oleh Pak Guru SMART menjadi mudah diterima sevara nalar oleh murid-murid.
4.       Takwa (Devotion) , Taubat (to repent), Tafakur (meditation), Takhlik (Creat), Takluk (Surrender), artinya bahwa seorang murid harus mempunyai iktikat untuk melakukan takwa dan taat kepada Allah, Nabi, dan Al’Quran sebagai suatu yang perlu dikuatkan imannya, dan selalu bertaubat bila telah melakukan kesalahan. Diharapkan seorang murid selalu tafakur untuk memikirkan sesuaitu yang lebih berguna bagi kehidupan di dunia dan di akhirat nanti, ibarat murid akan hidup seribu tahun lagi dan akan mati besok pagi. Taubat dan tafakur merupakan sesuatu yang dipersepsi oleh murid dengan benar sampai tkhlik dan tuntas. Sehingga pengertian tentang kehidupan keagamaan sewaktu di dunia itu terus saja ditelusuri secara nalar.
5.       Ramah (frienly), Rancang (plan,design), artinya dalam hidup di dunia ini harus ramah sesama mahluk Allah, terutama antar manusia (hablumminannas). Sebab kehidupan di dunia merupakan suatu yang perlu dipikirkan, dirancang bahwa setelah lulus dari satuan sekolah kepada sekolah yang lebih tinggi, seorang murid memerlukan perancangan kedepan. Ia harus mempunyai cita-cita yang luhur, atau mempunyai impian yang hebat dan harus ditekuninya.
6.       Ikhtiar (effort),Iman (belief), Iktikad(intention) artinya seorang murid yang santri harus mempunyai keimanan yang tebal, dan penuh upaya dan ikhtiar terus menerus. Ibarat hidup ini untuk bekarya dan terus berkarya. Berkarya adalah sebagai wujud dari ketebalan iman sebagai iktikat yang selalu diperuntukan kepada Allah .
Dengan demikian Muridku SANTRI mempunyai suatu pandangan yang luas, adalah seseorang yang satuhu kepada orang tua dan agama, yang selalu mendirikan sholat sebagai syarat keimanan, dan selalu emmberi salam kepada sesama di mana saja dan kapan saja, mempunyai simpati dan apresiasi kepada teman sejawatnya, lingkungan keluarga dan masyarakatnya. Muridku SANTRI adalah wujud manusia berbudaya yang selalu ingat kepada Allah, dan mengamalkan semua yang di syariatkan, dan meninggalkan semua hal yang dilarang.

Penutup

Muridku SANTRI dan Guruku SMART adalah suatu idola dalam pendidikan seni dan pendidikan yang lainnya yang dapat dilewatkan seni (education trought arts), adalah suatu model pendidikan yang terintegrasi dari berbagai ilmu yang terkait satu dengan lainnya. Bila kita dan murid kita dapat bersepadu, dan mempunyai suatu integriti yang baik, maka pendidikan karakter mempunyai arahan kepada pendidikan seni sapu jagad (Robbana fidunia khasanah wa filakhirati khasanah waqinna adabbanaar). Semoga pemikiran ini dapat mengilhami guru-guru dan murid-murid di Indonesia yang mendukung negara kesatuan, yang sadara kan kebersamaan dan tidak tawuran. Berkarya seni sebagai wujud iman kita kepada Allah yang Maha Esa, sepeti yang diamanatkan oleh undang-undang.
 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar